Wisata Bandung — Kuil Fushimi Inari yang terletak di Kyoto, Jepang terkenal sebagai tempat yang khas akan deretan pilar merah bernama Gerbang Torii. Tentunya ketika berkunjung ke Jepang, kamu tidak ingin melewati kesempatan untuk berfoto di jalur yang menjuntai hingga hutan sakral di pegunungan Inari.
Namun, kini kamu tidak perlu jauh-jauh berkunjung ke Kyoto hanya untuk berfoto di Gerbang Torii. Sebab, kamu bisa memanfaatkan hari liburmu untuk datang ke miniatur kota Kyoto yang berada di Great Asia Afrika.
1. Gerbang Torii
Menelusuri Gerbang Torii khas Great Asia Afrika, kamu akan langsung mendengar alunan musik Jepang yang diputar untuk meramaikan area Jepang. Setelah sampai ke penghujung jalan, kamu bisa coba menjelajahi jalur kecil tepat di sebelah gerbang tersebut. Jalur kecil tersebut memiliki nuansa kayu yang unik.
Jika kamu tidak sempat berfoto di dalam Gerbang Torii, kamu bisa berfoto di jalur kecil ini seperti salah satu pengunjung bernama Muslih yang datang dari Jakarta.
“Sebenarnya saya tidak tahu kalau ini juga termasuk bagian dari Jepang. Setelah dicek sama anak saya ternyata ini (jalur kecil) bersebelahan dengan gerbang merah,” kata Muslih kepada Kompas.com, Bandung, Jumat (17/01/2020).
“Saya sekalian foto di sini karena gerbang merah ramai, jadi nunggu dulu,” lanjutnya.
Muslih mengatakan, Gerbang Torii yang ada di sana memang mirip seperti yang ada di Kyoto. Oleh karena itu, dia bersama adik dan kedua anaknya berkunjung untuk berfoto.
Namun apa daya, sepanjang jalan gerbang tersebut sangat ramai. Maka dari itu, Muslih memilih untuk berfoto-foto di jalur kecil di samping Gerbang Torii yang hanya dimanfaatkan sebagai spot berfoto oleh beberapa orang saja.
2. Kincir air
Apabila kamu berjalan lebih lanjut ke dalam area miniatur Kyoto, kamu akan disambut oleh empat kincir air atau alat pengangkut air tradisional khas Jepang yang terbuat dari kayu bambu.
Kamu juga bisa melihat sebuah jembatan kecil yang mengarah ke taman kecil yang aksesnya masih belum dibuka. Tidak jauh dari sana, kamu bisa melihat sebuah taman khas Jepang yang luas dengan hiasan batu berwarna putih.
Namun, kamu tidak bisa masuk ke area taman karena akses ditutup oleh pagar kayu. Kamu hanya bisa berfoto di dekat taman tersebut.
3. Rumah Jepang
Selanjutnya, kamu akan melihat sebuah gapura khas Jepang berwarna merah yang dilengkapi dengan sebuah jalanan kecil menuju rumah khas Jepang.
Meskipun tidak dapat masuk ke sana, namun kamu jangan khawatir. Sebab, terdapat satu bangunan khas Jepang yang bisa kamu kunjungi. Bangunan tersebut terletak tepat di seberang Gerbang Torii.
Untuk menuju ke sana, kamu bisa menyusuri dua kolam besar yang dipisah oleh Jembatan Merah. Setelah menyusuri jalanan tersebut, kamu bisa langsung menemukan bangunan yang memiliki tiga gentong besar di halamannya. Bangunan tersebut terlihat seperti sebuah rumah Jepang tua di zaman dahulu.
Sebelum kamu masuk ke bangunan tersebut untuk melihat barang-barang khas Jepang, kamu harus melepaskan alas kaki terlebih dahulu demi menjaga kebersihan bagian dalam rumah.
“Tadi sempat masuk, tapi tidak lihat tulisan peraturan di pintu karena kecil. Makanya pakai sepatu tapi untung ibu-ibu yang pada duduk di sana (tempat duduk dekat beberapa gentong besar untuk menaruh ubi Jepang) manggil saya untuk kasih tahu. Tapi sudah terlanjur (pakai sepatu ke dalam),” kata salah satu pengunjung asal Bandung bernama Matthew.
Terkait pengalamannya di dalam bangunan tersebut, Matthew mengatakan bahwa apa yang ditampilkan sangat menarik. Sebab, selama ini dia tidak pernah tahu bagaimana bentuk rumah orang Jepang.
Oleh karena itu, meskipun pencahayaan bangunan sedikit gelap, dia tetap bersikukuh untuk berfoto di sana. Salah satu hal yang membuatnya sangat tertarik akan bangunan tersebut adalah tampilan tempat untuk memasak yang ada di tengah ruangan.
4. Plakat Ema
Berjalan-jalan di Little Japan milik Great Asia Afrika dapat dikatakan sebagai sebuah wisata edukasi. Sebagai salah satu miniatur negara Asia paling luas dan ramai, wisatawan tidak hanya diberikan pemandangan rumah khas Jepang tetapi juga budaya mereka.
Salah satunya adalah barisan plakat Ema yang berada di dekat jajaran toko makanan Jepang. Plakat Ema adalah potongan kayu kecil yang digunakan orang beragama Buddha dan Shinto untuk menuliskan doa dan harapan mereka.
Di sini, wisatawan dapat menulis dan menggantung doa dan harapan mereka di plakat Ema yang telah disediakan. Plakat Ema tidak terbuat dari potongan kayu kecil melainkan kertas tebal.
Namun, nilai kebudayaan khas Jepang tersebut tentu sangat penting untuk diperkenalkan kepada para wisatawan. Wisata Edukatif Terkait budaya edukatif , Public Relations And Promotion Great Asia Afrika Intania Setiati mengatakan, pihak mereka juga sudah beberapa kali mengadakan seminar kecil-kecilan.
Seminar tersebut dilakukan dalam rangka mengedukasi pengunjung perihal kebudayaan Jepang.
“Waktu itu kami pernah membuat pelatihan seputar pembuatan origami, budaya minum teh, dan beberapa makanan Jepang seperti onigiri. Kami juga mengundang orang asli Jepang untuk workshop tersebut,” kata Intania.
Seminar tersebut dilakukan agar pengunjung tidak hanya datang dan berkunjung untuk wisata foto, tetapi juga agar mereka mendapatkan informasi terkait miniatur bangunan dan negara yang sedang dikunjungi.
Jika kamu ingin berkunjung, Great Asia Afrika terletak di Jalan Raya Lembang – Bandung No 71, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Tempat wisata tersebut buka setiap hari mulai dari pukul 08:00 – 20:00 WIB dengan harga tiket Rp 50.000 untuk semua usia. Tiket dapat ditukar dengan minuman atau sosis.